Black Lagoon

Dari sekian banyak anime, tidak banyak yang menyuguhkan figur heroinnya adalah perempuan. maksudnya, bukan hanya satu saja (pemeran utama) tapi secara keseluruhan tersaji dalam anime “Black Lagoon” (2006) karya Rei Hiroe. Anime ini tak henti-henti menontonkan aksi menarik penuh kekerasan yang juga tak luput dari penggunaan senjata tajam dan api. Bukan hanya itu saja, latar belakang tokoh juga tak kalah kompleks dari pembunuh bayaran, pecandu, pelacu*, agen intelijen, mafia kartel, teroris hingga prajurit veteran perang sekalipun berkumpul menjadi satu dan terus bersaing untuk memperebutkan kuasa atas surga kecil (kota) bernama Roanapur yang terletak di Laut Tiongkok Selatan. Bahkan, benturan ideologi pun tak terhindarkan (dari Kristen Protestan, Komunis, Judaism, Islam atau ateism) meskipun kemudian uang dan senjatalah menjadi pembenarannya. Artinya, Roanapur menjadi kota ideal berkumpulnya penjahat-penjahat internasional yang tak terikat oleh hukum negara manapun kecuali mengaplikasikan hukum alam itu sendiri.

Untuk bertahan hidup, Dutch, Benny, Rebecca (Revy) yang kemudian Okajima Rokuro (Rock) menjalankan bisnis jasa antar barang/manusia (kurir) yang mencakup pula pembajakan kapal maupun tugas sederhana alih bahasa.
Sayangnya, mereka hanyalah bagian kelompok kecil yang disegani kinerja maupun kemampuannya. Artinya, mereka bukanlah penguasa di Kota Roanapur. Di sana, berdiri Vlatinera NV Vasilinov (Balalaika) dengan kelompok veteran Perang Afganistan (1979-1989) dan menyebut diri sebagai “Hotel Moscow” mengusai perpajakan, rute perdagangan obat terlarang, minuman keras, senjata dan lain sebagainya. Mereka pun dianggap sebagai organisasi TOP dunia hitam karena berhasil menyingkirkan mafia Tiongkok dari Asia Tenggara. Di samping itu, terdapat kelompok lain yang disegani dan memiliki kuasa seperti Chang dari Hongkong Triad (yang juga agen CIA) maupun Suster Yolanda dari Gereja Ripoff.

Menyorot kinerja kelompok Dutch tentu tidak lepas dari peran masing-masing anggotanya. Revy sebagai sosok “two hands” mahir menggunakan senjata api, Benny dengan utak-utik mesin dan elektronik, Rock dengan kemampuan bahasanya serta Dutch sebagai boss mampu menengai ketiganya. Tak ayal, pelbagai misi yang datang dari Balalika, Chang, dan lainnya berjalan sukses. Sebagai contoh, perampasan disk data hitam perusahaan yang membantu proyek nuklir negara yang berperang, pengantaran data tentang terorisme ke pihak intel AS, menyelamatkan klien yang diburu habis-habisan karena kemampuan membuat uang palsunya maupun upaya pencarian lukisan yang “katanya” dibuat oleh Adolf Hitler meskipun mereka sebetulnya diadu dombakan klien itu sendiri dengan bawahan tak kompetennya (New NAZI).

Dari alur ceritanya saja sudah menarik, apalagi jika menyinggung penokohan heroin perempuannya yang dikatakan superior. baik Balalaika, Suster Yolanda sudah tak diragukan lagi komodor di organisasi yang isinya kebanyakan adalah laki-laki. Lantas siapa lagi, ada Eda (anggota Gereja Ripoff) yang menunjukkan kemampuannya dengan berduel dengan koboi dari Florida maupun “bloodhount” Rosarita Cisneros (Roberta) –mantan tentara revolusioner Kolumbia yang berhasil memborbardil bar dengan orang-orangnya serta berduel sengit dengan Revy yang kemudian ditengai oleh Balalaika dan dinyatakan seri setelah lama berduel fisik. Ohhh, seru pastinya, makanya jangan lupa ditonton ya…

Referensi; Rei Hiroe, Black Lagoon, directed by Sunao Katabuchi (Shogakukan: Tokyo MX, 2006).

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kakegurui

Gangsta

Drifters